News

Rp 100 M untuk Underpass Trunojoyo

MALANG KOTA– Kemacetan parah yang selalu terjadi di kawasan Stasiun Kotabaru mulai ditemukan solusinya. Untuk memecah penumpukan kendaraan dan penumpang kereta, bakal dibangun underpass (jalan bawah tanah). Underpass ini melintas dari pintu keluar stasiun menembus ke dua sisi Taman Trunojoyo. Kemarin, Wali Kota Malang Moch Anton bersama Bappeda Kota Malang Wasto dan Kepala Stasiun Sukardono serta perwakilan dari PT Bentoel sudah melakukan survei lokasi.

”Dari pintu keluar stasiun ini, kita bangun underpass berbentuk letter T hingga Taman Trunojoyo. Nantinya pintu keluar penumpang akan dikondisikan di taman-taman itu,” jelas Anton sembari menunjuk taman yang berada tepat di seberang Stasiun Kotabaru di sela survei lokasi, kemarin.

Menurut Anton, proses pembangunan akan dimulai tahun 2016 mendatang. Dan dia memastikan, proyek ini merupakan underpass pertama di Kota Malang. Sebab, rencana pembuatan underpass yang melintasi Jalan Ahmad Yani ke Letjen Sutoyo yang dulu sempat digagas, gagal terwujud. ”Tahun 2016 mulai dibangun dan akan jadiunderpass pertama,” tegas Anton bersemangat.

Wali kota berlatar belakang pengusaha ini menambahkan, salah satu tujuan underpassini untuk mengurai kemacetan. Karena setiap kali jam kedatangan maupun keberangkatan kereta, kawasan stasiun sangat semrawut. Terjadi penumpukan kendaraan maupun penumpang dan pengantar berbaur menjadi satu yang membuat tidak nyaman. Karena itu, agar penumpukan bisa terurai, harus ada jalan alternatif berupa underpass ini. Ada dua pintu keluar di underpass nantinya. Yakni di sisi utara dan selatan Taman Trunojoyo. ”Di luar negeri, hampir tak ada orang lalu-lalang di jalan sekitar stasiun, semuanya di bawah tanah sehingga tidak menimbulkan kesemrawutan,” urai Anton.

Keberadaan underpass, imbuh alumnus ITN ini, tidak hanya untuk sekadar ruang lorong jalan alternatif saja. Tapi di dalamnya juga ada outlet milik usaha kecil menengah (UKM) yang menjual berbagai produk makanan dan kerajinan khas Kota Malang. Sedang di tembok-tembok underpass bakal terpajang foto-fot diorama sejarah Kota Malang. ”Sehingga, underpass juga mendatangkan keuntungan ekonomi bagi warga,” jelas dia.

Anton mengungkapkan, banyaknya kunjungan ke Malang merupakan potensi ekonomi tersendiri yang belum ditangkap secara jeli.

Kepala Bappeda Malang Wasto menambahkan, berdasarkan prediksinya, tiga hingga lima tahun lagi lalu lintas di Malang akan sangat padat. ”Sehingga, harus ada solusi untuk mengantisipasi hal tersebut,” ungkap Wasto.

Saat ini, pemerintah kota telah meminta tim khusus untuk mengkaji rencana pembangunan underpasstersebut. ”Mulai kajian lingkungan, rancang bangun, dan banyak faktor. Kajian diupayakan selesai 2015,” urainya.

Setelah kajian selesai, pada 2016 akan mulai dibuat Detail Engineering Design (DED). Saat ditanya terkait dana yang akan digunakan untuk pembangunan underpass, Wasto dan Anton kompak menjawab akan menggandeng corporate social responsibility (CSR). Diperkirakan dana yang dibutuhkan sekitar Rp 100 miliar. Sedangkan untuk pembangunan, Wasto mengungkapkan, rencana tersebut masih menunggu tanggapan dari PT Kereta Api Indonesia (KAI). ”Dalam waktu dekat akan kami koordinasikan dengan PT KAI,” tegas Wasto.

Sementara itu, Kepala Stasiun Besar Malang Sukardono masih menunggu keputusan dari direksi PT KAI. ”Ini kan masih wacana, kami menunggu sejauh mana hasil kajian dan survei, juga ke mana arah atau keseriusan wacana ini,” tegas dia.

Secara pribadi, lanjut dia, Sukardono mendukung rencana tersebut karena akan mengurai kemacetan yang kerap terjadi di depan Stasiun Kotabaru.

Untuk rencana pengembangan underpass sebagai lokasi penataan PKL (pedagang kaki lima) dan UKM, Sukardono meminta pemkot untuk mempertimbangan dulu. Sebab, PT KAI memiliki kebijakan terkait lokasi stasiun yang harus bersih dari kegiatan jual beli semacam itu. ”Jadi harus steril, yang bisa masuk ke kawasan stasiun hanya orang yang punya tiket atau berizin khusus,” urai dia.

”Ini kan soal teknis, saya yakin, selama batasan steril area bisa disepakati, nantinya pasti ketemu win-win solution-nya,” ungkap Sukardono.

Untuk 2015 ini, Sukardono mengungkapkan bahwa sebenarnya stasiun sudah memiliki rencana pengembangan. Bahkan, sudah disiapkan dana Rp 12 miliar. ”Sudah dimulai awal tahun lalu, rencananya bagian timur stasiun akan dikembangkan seperti Stasiun Gubeng (Surabaya). Akan ada lokasi khusus untuk penumpang eksekutif, jarak jauh, ekonomi, dan lain-lain,” papar dia.

Adanya rencana underpass ini membuat PT KAI harus mempertimbangkan lagi desain stasiun baru yang sudah telanjur  dibuat.  ”Pada dasarnya PT KAI mendukung, tapi harus ada koordinasi lebih lanjut,” tandas dia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *