MALANG KOTA – Nasib berbeda dialami Pasar Dinoyo dan Pasar Blimbing. Dua pasar yang sama-sama ditender pada tahun 2010 lalu untuk dipadukan dengan mal, kondisinya kini ibarat bumi dan langit. Pasar Dinoyo, kemarin (30/5), resmi di-launchingdan berganti nama menjadi Pasar Terpadu Dinoyo (PTD). Sedangkan Pasar Blimbing, hingga saat ini kondisinya masih kumuh dan kotor.
Tender Pasar Blimbing sebenarnya dimenangkan PT Karya Indah Sukses (KIS), saat ini suasananya bertambah rusuh dibandingkan lima tahun lalu. Kekumuhan dan kelusuhan itu makin menjadi-jadi setelah Pasar Blimbing ditutup pagar seng.
Pasar Dinoyo yang dulunya juga kumuh, kini sudah bermetamorfosis menjadi pasar tradisional yang bersih. Pasar tiga lantai tersebut bersebelahan dengan Mall Dinoyo City (MDC). Rencananya, MDC bakal diresmikan pada 7 Juni mendatang.
Baik PTD maupun MDC dibangun oleh investor yang sama, yakni PT Citra Gading Asritama (PT CGA). Sama halnya dengan Pasar Blimbing, pembangunan Pasar Dinoyo sebenarnya juga kerap mendapatkan protes dari pedagang. Mulai dari awal pembangunan hingga menjelang detik-detiklaunching.
Walaupun PTD merupakan pasar tradisional, tapi konsep pengelolaannya akan seperti pasar modern. Di pasar terpadu ini terdapat tiga lantai. Di lantai dasar akan digunakan untuk menjual bahan-bahan kering seperti sayur-sayuran, pakaian, sembako, dan lain-lain. Sedangkan, agar pasar benar-benar tertata, di lantai satu akan dibuat menjual bahan-bahan basah seperti daging, ayam, dan lain sebagainya.
Tidak hanya itu, untuk parkir pun akan ditata layaknya mal. Semua parkir akan dipusatkan di lantai dua. Dengan begitu, parkir tidak akan semrawut sebagaimana pasar-pasar tradisional pada umumnya. ”Intinya akan kami tata sebagaimana mal, meski ini pasar tradisional,” kata Jufri Naz, Manajer Building PT CGA, kemarin.
Selain penataan, untuk pengelolaan di dalam pasar tradisional pun, menurut Jufri, akan menggunakan SOP (standard operating procedure) seperti mal. Jadi, nantinya di setiap lantai akan ditaruh sejumlah penjaga keamanan. Sehingga, keamanan pengunjung benar-benar terjamin. ”Kebersihan di setiap lantai juga akan kami tata sedemikian rupa. Sehingga kebersihan di PTD sama dengan level mal,” urainya.
Sedangkan Owner PT CGA Heri Mursyid Brotosejati menambahkan, setelah peresmian PTD kemarin, pedagang yang sudah melengkapi administrasi sudah bisa berjualan di tempat tersebut. ”Sudah bisa menata dagangan, dan mempersiapkan lapak-lapaknya,” kata Heri.
Menurut Heri, dari sekitar 750 pedagang yang dahulunya berdagang di Pasar Dinoyo, hampir semua pedagang sudah mau bersedia pindah. Bahkan sekitar 200 orang sudah membayar pembelian bedak secara lunas.
Para pedagang yang sudah membayar lunas ini kemarin mendapatkan sertifikat tanda kelunasan dan surat izin tempat penjualan (SITP). ”Sedangkan yang lain, saat ini dalam proses pengurusan administrasi,” lanjut dia.
Tidak hanya itu, Heri kemarin menegaskan, mayoritas pedagang sudah bersedia pindah ke Pasar Terpadu Dinoyo. Kalaupun ada protes dari pedagang mengenai TPD, dia menyatakan, protes yang selama ini terjadi hanya dilakukan segelintir pedagang saja. ”Yang belum setuju hanya sekitar 20 orang saja. Ya sudah, mereka ditinggal. Kami lebih mengutamakan kepentingan yang lebih besar,” imbuhnya.
Sedangkan di sisi lain, untuk pengoperasian Mall Dinoyo City, jelasnya, pengoperasiannya sama dengan PTD, yakni akan dilakukan secara bertahap. Pada launching MDC nanti, baru ada 60 persen tenant saja yang sudah siap beroperasi. ”Yang lainnya menyusul,” tandasnya.
Bertahapnya operasional MDC, lanjut Heri, merupakan hal yang wajar. Sebab, hingga sekarang ada penataan tenant sampai pengurusan administrasi yang belum sepenuhnya tuntas. ”Kalau kami prediksi, kemungkinan besar operasional sudah beroperasi seratus persen setelah tiga bulan,” tambahnya.
Untuk tenant sendiri, akan ada sekitar 400 tenant yang tersedia. Sekitar 95 persen tenant sudah laku terjual. ”Untuk bangunan juga sudah 95 persen, tinggal finishing di beberapa titik saja,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas (Kadis) Pasar Pemkot Malang Wahyu Setianto mengatakan, dengan diresmikannya PTD, dia berharap, pasar tersebut bisa menjadi pusat pasar tradisional anyar yang menjadi jujukan.”Karena ini terpadu dengan mal, diharapkan pasarnya bersih sehingga para pembeli bisa betah,” kata Wahyu.
Sementara itu, setelah diresmikan kemarin, sejumlah pedagang tampak melihat bedak-bedak PTD yang mereka miliki. Ada sebagian dari pedagang tersebut yang mengaku kurang begitu puas dengan titik lokasi penjualan. ”Karena di undian saya mendapatkan tempat paling belakang, ya semoga aja lancar jualannya,” kata Anik, salah seorang pedagang.